Penyesuaian Diri, Pertumbuhan dan Pertumbuhan Personal
A.
Penyesuaian Diri dan Pertumbuhan
Penyesuaian
diri
Penyesuaian diri merupakan proses yang
berlangsung sepanjang hayat. Dengan demikian penyesuaian diri yang efektif
dapat diukur dari seberapa baik individu dalam menghadapi dan mengatasi kondisi
yang senantiasa berubah.
Haber dan
Runyon (1984), mengusulkan beberapa karakteristik penyesuaian diri yang
efektif:
- Persepsi yang tepat terhadap realita: mampu mengenali konsekuensi dari tindakan dan mengarahkan perilaku yang sesuai, mampu menyusun dan memodifikasi tujuan yang realistic dan berusahan untuk mencapai tujuan tersebut.
- Mampu menghadapi dan mengatasi stress dan kecemasan.
- Memiliki gambaran diri (self image) yang positif: menyadari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, mengharagai kekuatan yang dimiliki dan menerima kelemahan dengan cara yang positif.
- Mampu mengekspresikan perasaan secara terkendali. Orang yang sehat secara emosional mampu merasakan dan mengekspresikan nuansa emosi dan perasaan sehingga memungkinkan untuk membangun dan memilihara hubungan interpersonal yang penuh makna.
- Memiliki hubungan interpersonal yang baik: mampu membina keakraban dalam hubungan sosialnya, nyaman berinteraksi dengan lingkungan menghargai dan dihargai orang lain.
Penyesuian
diri merupakan suatu proses psikologis. Menurut Schneiders (1964), proses
penyesuaian diri setidaknya melibatkan tiga unsur, yaitu:
Motivasi
Faktor motivasi
dapat dikatakan sebagai kunci untuk memahami proses penyesuaian diri. Motivasi,
sama halnya dengan kebutuhan, perasaan, dan emosi merupakan kekuatan internal
yang menyebabkan ketegangan dan ketidakseimbangan dalam organisme. Ketegangan
dan ketidakseimbangan memberikan pengaruh kepada kekacauan perasaan patologis
dan emosi yang berlebihan dan kegagalan mengenal pemuasan kebutuhan secara
sehat karena mengalami frustasi dan konflik.
Respon
penyesuaian diri, baik atau buruk, secara sederhana dapat dipandang sebagai
suatu upaya organisme untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan memelihara
keseimbangan yang lebih wajar. Kualitas respon baik itu sehat, efisien,
merusak, atau patologis ditentukan oleh kualitas motivasi, disamping hubungan
individu dengan lingkungan.
Sikap
terhadap realitas
Berbagai
aspek penyesuaian diri ditentukan oleh sikap dan cara individu bereaksi
terhadap manusia disekitarnya, benda-benda, dan hubungan- hubungan yang
membentuk realitas. Beberapa perilaku seperti sikap antisosial, kurang berminat
terhadap hiburan, sikap bermusuhan, kenakalan dan semaunya sendiri, emua itu
dianggap sangat mengganggu hubungan antara penyesuaian diri dengan realitas.
Berbagai
tuntutan realitas, adanya pembatasan, aturan dan norma-norma menuntut individu
untuk terus belajar menghadapi dan mengatur suatu proses ke arah hubungan yang
harmonis antara tuntutan unternal yang dimanifestasikan ke dalam bentuk sikap
dengan tuntutan eksternal dari realitas. Situasi konflik, tekanan dan frustasi
akan muncul jika individu tidak tahan terhadap tuntutan-tuntutan tersebut.
Pola dasar
penyesuaian diri
Terdapat
suatu pola dasar penyesuaian diri dalam penyesuaian diri individu sehari-hari.
Individu berusahan mencari kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan yang ditimbulkan
sebagai akibat tidak terpenuhi atau terhambatnya kebuthan individu.
Karakteristik Penyesuaian Diri
A.
Penyesuaian diri yang sehat, antara lain :
1.
Mampu menilai dirinya sebagaimana adanya
2.
Mampu menilai situasi secara realistic
3.
Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik
4.
Menerima tanggung jawab
5.
Kemandirian
6.
Dapat mengontrol emosi
7.
Berorientasi tujuan
8.
Berorientasi keluar
9.
Penerimaan social
10. Memilki
filsafat hidup
11. Berbahagia
B.
Penyesuain diri yang tidak sehat, antara lain:
1.
Mudah marah
2.
Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
3.
Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
4.
Bersikap kejam atau senang menggangu orang lain yang
usianya lebih muda
5.
Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku
menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
6.
Mempunyai kebiasaan berbohong
7.
Hiperaktif
8.
Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
9.
Senang mengkritik atau mencemooh orang lain
10. Kurang
memiliki rasa tanggung jawab
11. Kurang
memiliki kesadaran untuk menaati ajaran agama
12. Bersifat
pesimis dalam menghadapi kehidupan
13. Kurang
bergairah (bermuram durja) dalam menghadapi kehidupan.
Individu dalam memberikan penilaian tentang baik buruknya penyesuaian, hendaknya juga perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penilaian individu tentang hal tersebut. Hal ini penting untuk diketahui agar individu dapat mengurangi salah penafsiran dalam memahami penyesuaian seseorang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri itu sebagai resources. Resources di definisakan sebagai hal-hal yang dapat melindungi individu dari efek frustasi dan kehilangan, sehingga individu dapat mengatasi berbagai rintangan dalam hidupnya. Dengan demikian resources sangat dibutuhkan untuk proses penyesuaian diri yang baik. Resources tersebut adalah:
a. Kemampuan untuk mempertahankan hubungan yang baik dengan orang lain
Dalam menjalin hubungan yang suportif terdapat hubungan erat yang sangat hangat, saling memberikan perhatian dan dukungan, serta perasaan-perasaan yang dapat di ekspresikan.
b. Kondisi fisik yang sehat
Secara umum kesehatan, tingkat energi dan kekuatan sangat berperan dalam mengatasi stress emosional dalam kehidupan, sehingga membantu dalam melakukan penyesuaian diri. Daya kesembuhan sangat berperan bagi individu dalam mengahadap persoalan dalam hidupnya hal ini juga termasuk tempramen seseorang.
c. Intelegensi
Kesuksesan psikoterapi berhubungan dengan persepsi superior, memori, analisi, pemikiran, kepintaran dan kemampuan verbal individu.
d. Hobi dan Minat-minat tertentu
Suatu aktivitas kegemaran atau hobi yang benar-benar dinikimati pada saat melakukannya dapat berfungsi sebagai penahan dan penyegaran yang dapat meminimalkan dan membantu individu tersebut dalam mentolerir ketegangan dan kecemasan yang dirasakannya, serta dapat membantu dalam mempertahankan penyesuaian diri yang baik.
e. Keyakinan religius
Dengan tingkat religius yang tinggi akan menguatkan individu dalam menghadapi permasalahan dalam kehidupannya sehingga ia dapat melakukan penyesuaian diri dengan baik.
f. Impian
Cita-cita, tujuan hidup, ideologi, atau persepsi dan sikap mengenai dirinya sendiri dapat memotivasi individu untuk berusaha tersu-menerus dalam melakukan penyesuaian diri.
Daftar pusaka
Fatimah, N. (2006). Psikologi perkembangan. Bandung : Pusaka Setia.
Yusuf,S. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambah dalam ukuran-ukuran badan dan funfsi-fungsi
fisik yang murni.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Pertumbuhan dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu: faktor internal dan
faktor eksternal.
a. Faktor
internal
Soetjiningsih (1998) mengungkapkan bahwa faktor
genetik merupakan modal dasar bagi
proses pertumbuhan. Melalui genetik yang berada dalam sel telur yang
dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
b. Faktor
Eksternal (Lingkungan)
Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya
potensi genetik yang optimal.
B. Pertumbuhan Personal
Pertumbuhan
adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses-proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal yang sehat pada waktu yang
normal. Proff Gessel mengatakan bahwa pertumbuhan pribadi manusia berlangsung
secara terus-menerus.
Proses
Pertumbuhan Individu secara fisik
Dari bayi hingga tua kita sebagai manusia normal mengalami pertumbuhan
secara terus menerus. Penyesuaian diri dengan lingkungan nya pun terus
berkembang.
Variasi
dalam Pertumbuhan
Dalam
variasi pertumbuhan memang sangat beragam. Tidak semua individu berhasil dalam
melakukan penyesuaian diri berdasarkan tingkatan usia, pertumbuhan fisik,
maupun sosial nya. Mengapa? karena terkadang terdapat rintangan-rintangan yang
menyebabkan ketidakberhasilan individu dalam melakukan penyesuaian, baik
rintangan itu dari dalam diri atau dari luar diri.
Kondisi-Kondisi
untuk Bertumbuh
Kondisi
jasmani seperti pembawa atau konstitusi fisik dan tempramen sebagai
disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara intrinsik berkaitan
erat dengan susunan atau konstitusi tubuh, kondisi jasmani dan kondisi
pertumbuhan fisik memang sangat mempengaruhi bagaimana individu dapat
menyesuaikan diri nya.
Daftar pusaka:
Siswanto, (2007). Kesehatan Mental : Konsep, Cakupan dan Perkembangannya. Yogyakarta : Andi Yogyakarta
Siswanto, (2007). Kesehatan Mental : Konsep, Cakupan dan Perkembangannya. Yogyakarta : Andi Yogyakarta