Jumat, 29 Maret 2013

tugas1


KONSEP KESEHATAN MENTAL
Gangguan Mental karena Memperoleh Pengobatan Psikiatris Orang yang yang terganggu mentalnya adalah orang yang memperoleh pengobatan  (treatment) psikiatris
A.    Pengertian Sehat
Pengertian sehat menurut dokter mungkin sedikit banyak berbeda dengan perawat, fisioterapi, atau paramedis lainnya, meskipun mereka bersama-sama mengabdi pada bidang kesehatan. Tetapi sebagian besar orang, bahkan para mahasiswa psikologi umumnya mendefinisikan sehat lebih berfokus pada masalah fisik saja.
B.     Pengaruh Budaya terhadap Kesehatan
Pada psikologi tradisionalis, konsep sehat yaitu tidak adnya gejala-gejala yang cukup untuk memasukkan individu ke dalam kategori gangguan kepribadian tertentu. Dengan kata lain, kepribadian yang sehat bertitik tolak dari apakah individu berbeda dari mereka yang nyata-nyata terganggu atau tidak.
C.    Model-model Kesehatan yang Ada di Barat dan di Timur
Model-model kesehatan muncul karena banyaknya asumsi mengenai kesehatan, seperti halnya model kesehatan dari Barat dan juga Timur. Akan tetapi, dalam model-model itu terdapat variasi yang disebabkan karena adanya perbedaan budaya di antara model-model tersebut.
Model Biomedis (Freund, 1991)memiliki 5 asumsi.
Pertama, terdapat perbedaan yang nyata antara tubuh dan jiwa sehingga penyakit diyakini berada pada suatu bagian tubuh tertentu.
Kedua, penyakit dapat direduksi pada gangguan fungsi tubuh, baik secara biokimia atau neurofisiologis.
Ketiga, setiap penyakit disebabkan oleh suatu agen khusus yang berpotensi dapat diidentifikasi.
Keempat, melihat tubuh sebagai suatu mesin.
Kelima, konseb tubuh adalah objel yang perlu diatur dan dikontrol.
Model Psikiatris, merupakan model yang berkaitan dengan model biomedis. Model ini masih mendasarkan diri pada pencarian bukti-bukti fisik dari suatu oenyakit dan penggunaan  treatmen fisik obat-obatan atau pembedahan untuk mengoreksi abnormalitas.
Model Psikosomatis (Tamm, 1993), merupakan model yang muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap model biomedis. Model ini menyatakan bahwa tidak ada penyakit somatik yang tanpa disebabkan oleh antesenden emosional dan atau sosial. Sebaliknya tidak ada penyakit psikis yang tidak disertai oleh simtom-simtom somatik
D.    Pemahaman Tentang Penyakit
Istilah penyakit terbagi ke dalam dua istilah, yaitu Illness dan Disease. “Disease” adalah sesuatu yang dimiliki organ, sedangkan “Illness” adalah sesuatu yang dimiliki manusia, yaitu respons subjektif pasien dan segala sesuatu yang meliputinya.
Sejalan dengan pendapat Cassel, Kleinman’s (Feund, 1991) mendefinisikan disease mengacu pada kondisi biofisik-masalah seperti yang dilihat dari perspektif biomedis.
E.      Implikasi Perbedaan Konsep Kesehatan dan Penyakit terhadap Perilaku
Istilah-istilah yang digunakan dalam dunia kesehatan :
Diagnosis, gangguan yang sama dan bisa dilaporkan dengan gejala yang berbeda.
Treatmen, pengobatan sistem Barat bertumpu pada pemberian obat antibiotik atau pembedahan pada bagian-bagian tubuh yang sakit.
Plasebo, pada pengobatan Barat memiliki konotasi yang negatif sehingga sering kali dicoba untuk dihilangkan atau diminimalkan pengaruhnya oleh dunia kedokteran Barat.
Relasi dokter-pasien, pada sistem pengobatan Barat bercirikan mekanistik, impersonal, dan reduksionistik. Dokter mengambil sikap lebih tahu dari pasien, superior serta keputusan. Sementara pasien mengambil sikap pasif serta diharapkan menuruti apa yang dimaui dokter.
Daftar pusaka:
Wratsongko, M. (2010). Sholat Jadi Obat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental. Yogyakarta: Kanisius
SEJARAH KESEHATAN MENTAL
Sejarah kesehatan mental tidak seperti sejarah ilmu ke dokteran. Hal itu dikarenakan kesehatan mental bukan seperti kesehatan fisik yang dapat dengan mudah diamati. Berbeda dengan sakit fisik yang dapat dengan mudah terlihat, orang yang sakit mental sering tidak terdeteksi, sekali pun oleh orang terdekat yaitu keluarga. Semua itu dikarenakan kebiasaan hidup bersama sehingga tingkah laku yang menunjukan gangguan mental dianggap biasa saja, bukan sebagai gangguan.
Bagi masyarakat Indonesia mengenai kesehatan mental pada saat ini belum menjadi pusat perhatian. Tingkat pendidikan yang beragam, serta kelas ekonomi yang beragam pula menyebabkan kurangnya kepekaan masyarakat terhadap anggotanya yang pada semestinya mendapatkan pertolongan di kesehatan mental.
Sejarah perkembangan kesehatan mental pertama kali itu pada jaman nenek moyang yang mengalami gangguan mental seperti halnya homo sapiens sendiri . Mereka mengalami kecelakaan dan demam yang merusak mental . Jadilah manusia yang dengan rasa putus asa selalu berusaha buat menjelaskan tentang penyakit mental . Dengan kesehatan mental ini kita dapat bandingkan dengan mata uang yang mempunyai dua sisi yang di sisi satunya sakit dan yang di sisi satunya lagi baik . Di sisi ini dapat dilihat kemungkinan di kedua sisi itu kira kira 50:50 .

Perlu diketahui disini sejarah tercatat melaporkan berbagai macam interpretasi mengenai penyakit mental dan cara menghilangkannya. Hal ini disebabkan oleh dua alasan , yaitu (1) Sifat dari masalah yang disebabkan oleh tingkah laku abnormal membuatnya menjadi merasa ketakutan. (2) Perkembangan semua ilmu pengetahuan begitu lambat , dan banyak kemajuan yang sangat penting. Pada masa awal awal orang yang sakit mental dapat dipahami secara seluruh sering diperlakukan dengan kurang baik. Di jaman prasejarah pun manusia purba sering kali mengalami gangguan mental baik fisik maupun gangguan gangguan yang baik. Di jaman prasejarah ini juga terdapat perawatan-perawatan untuk penyakit gangguan mental yaitu : menggosok,menjilat,mengisap dan memotong.

Sejarah kesehatan mental tidaklah sejelas sejarah ilmu kedokteran. Ini terutama karna masalah mental bukan merupakan masalah fisik yang dengan mudah dapat diamati dan terlihat. Hal ini lebih karna mereka sehari-hari hiduo bersama sehingga tingkah laku yang mengindikasikan gangguan mental dianggap hal yang biasa bukan lagi sebagai gangguan.

Gangguan mental Tidak Dianggap Sebagai Sakit
Pada tahun 1600 dan sebelumnya , orang yang mengalami gangguan mental dengan cara memanggil kekuatan supranatural dan menjalani ritual penebusan dan penyucian. Pandangan terhadap masyarakat ini menganggap bahwa orang yang mengalami gangguan mental adalah karna mereka dimasuki oleh roh-roh yang ada disekitarnya.

Sejarah kesehatan mental merupakan cerminan dimana pandangan masyarakat terhadap gangguan mental dan perlakuan yang diberikan. Ada beberapa pandangan masyarakat terhadap gangguan mental di dunia Barat antara lain :
- Akibat kekuatan supranatural
- Dirasuk oleh roh atau setan
- Dianggap kriminal karna memiliki derajad kebinatangan yang lebih besar
- Dianggap sakit

Tahun 1692 mendapatkan suatu pengaruh para imigran dari Eropa yang beragama Nasrani, di Amerika orang yang bergangguan mental saat itu sering dianggap terkena shir atau guna-guna. Ini merupakan penjelasan yang diterima secara umum sehingga masyarakat takut dan membenci mereka yang dianggap memiliki kekuatan sihir.

Gangguan Mental Dianggap Sebagai Sakit
Tahun 1724 pendeta Cotton Mather (1663-1728) mematahkan takhayul yang hidup di masyarakat berkaitan dengan sakit jiwa dengan memajukan penjelasan secara fisik mengenai sakit jiwa itu sendiri.

Tahun 1812 , Benjamin Rush (1745-1813) menjadi salah satu yang menangani masalah penanganan secara mental. Antara tahun 1830-1860 di Inggris timbul menangani pasien sakit jiwa. Pada masa ini tumbuh penanganan dirumah sakit jiwa merupakan hal ilmiah untuk menyembuhkan kegilaan. 

Melawan Diskriminasi Terhadap Gangguan Mental
Dunia medis memberikan pandangan tersendiri terhadap pemahaman mengenai gangguan mental. Dunia medis memandang penderita gangguan mental sebagai betul mengalami sakit. Dunia medis melihat sakit mental sebagai berakar dari sakit ketubuhan terutama otak.

Ilmu perilaku yang semakin berkembang juga memberikan pemahaman tersendiri mengenai gangguan mental. Berdasarkan pandangan ini penderita gangguan mental dimaknai sebagai
ketidakmampuan mereka untuk melakukan penyesuaian diri yang sesuai dengan realitanya.
Daftar pusaka:
Yustinus Semiun. OFM. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta : Kanisius 


Pendekatan kesehatan mental
Orientasi klasik
Orientasi Penyesuaian diri
Orientasi Pengembangan potensi
Hilangnya gejala gangguan mental
Kemampuan menyesuaiakan diri dg tuntutan diri sendiri & norma sosial
Pelepasan sumber-sumber yg tersembunyi dari bakat, kreativitas, Energi & dorongan
Penyembuhan konflik2, trauma masa lalu
Belajar respon adaptif
Aktualisasi diri sesuai potensinya à lebih dr sekedar ‘normal’

Perbandingan tiga orientasi Kesehatan mental
Orientasi klasik
Latar belakang  Kesehatan mental Pada masa awal Kesadaran tentang perlunya perlakuan yang lebih manusiawi terhadap penyandang gangguan mental
Pengertian orientasi klasik mengandung arti sempit, karena kajian ilmu kesehatan mental lebih diperuntukkan bagi orang yang mengalami gangguan & penyakit jiwa
Intervensi à biologis-medis à terapeutik & kuratif
Orientasi mengacu secara khusus pada  sikap seseorang terhadap kenyataan
Orientasi Penyesuaian Diri
Mengacu pada kemampuan individu untuk menyesuaikan  diri dng tuntutan diri sendiri & norma sosial.
Normalà mampu menyesuaikan diri, terhindar dari konflik à belajar respon yg adaptif
Orientasi Pengembangan potensi
Setiap orang memiliki kekuatan positif & korektif. Pelepasan sumber-sumber yg tersembunyi dari bakat, kreativitas, Energi dan dorongan (Schultz, 991).
Fokus à ke arah apa individu ‘akan menjadi’ àaktualisasi potensi diri . Lebih dari sekedar ‘normal

Daftar Pustaka :
Siswanto. S. Psi. Msi. 2007. Kesehatan Mental,Konsep,Cakupan dan Perkembangan. Yogyakarta : Andi.
Sholeh, M. (2008). Bertobat Sambil Berjalan. Jakarta: Hikmah (PT Mizam Publika)
Notoadmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan ; teori & aplikasi. Jakarta: PT RINEKA
              CIPTA
Whitbourne,Halgin.Psikologi Abnormal.Jakarta:Salemba Humanika.2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar