Jumat, 26 April 2013

tugas 1


 Teori 'pribadian sehat'

Karakteristik Kepribadian yang Sehat
a.       Memiliki kebutuhan yang terus menerus dan bervariasi serta menyukai tantangan-tatangan baru.
b.      Tidak menyukai hal-hal yang rutin dan mencari pengalaman-pengalaman baru.
c.       Mengambil risiko, berspekulasidan menyelidiki hal-hal baru.
d.      Aktivitas yang menghasilkan ketegangan.
e.       tantangan dan pengalaman baru manusia dapat bertumbuh dan berkembang.
f.       Pribadi sehat berfungsi secara sadar dan menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
g.      Pribadi yang matang tidak dikontrol oleh traumadan konflik mas kanak-kanak.
h.      Kebahagiaanbukan suatu tujuan hidup melainkan hasil dari keberhasilan integrasi kepribadian dalam mengejar inspirasi dan tujuan hidupnya.
i.        Kepribadian yang sehat “prinsip penguasaan dan kemampuan” Principle of mastery and competency.
j.        Proprium “Self” = Setiap pribadu memiliki keunikan masing-masing

kepribadian yang mateng menurut allport
Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar- kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Ia percaya bahwa kekuatan-kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh-pengaruh yang penting pada tingkah laku orang dewasa yang neuritis. Orang-orang yang neuritis terikat atau terjalin erat pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak
Allport mengemukakan perbedaan antara suara hati yang matang dengan suara hati tidak matang. Yang tidak matang, suara hatinya seperti pada kanak-kanak: patuh dan membudak, penuh larangan dan batasan, bercirikan perasaan "harus". Orang yang tidak matang berkata, "Saya harus bertingkah laku begini." Sebaliknya, orang yang matang berkata, "Saya sebaiknya bertingkah laku begini." Suara hati yang matang adalah perasaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama atau etis
Ciri-cirinya adalah:
1.        Kepribadian yang mateng cendrung memilii kemampuan menerima diri sensiri dengan segala kekurangan dan kelebihan. Mampu menerima diri sendiri memiliki kemampuan untuk menghindari dorongan-dorongan kecil yang segmental yaitu yang berdiri sendiri-sendiri sebagai segmen yang terlepas, yang bersifat dapat disintegratif.
2.        Individu berkepribadian matang memiliki emosi yang stabil. Ia cukup bersikap tenang. Tetapi kebalikkannya adalah individu yang kepribadiannya kurang matang. Ia senag sentiasa mengalami ledak-ledakkan emosi dan nafsu-nafsu. Individu yang kurang matang terkadang juga menampakkan ledakan-ledakkan obsesif, bermabuk-mabukkan; dan perangainya kasar. Ada kecenderungan semakin kurang matang seseorang akan semakin bersifat kekanak-kanakan dan tidak mempunyai perkembangan yang normal, kepribadian ini senantiasa dikendalikan oleh pengalaman-pengalaman emosionil yang terpisah-pisah, yang mengganggu ketenangan jiwanya.
3.        Pribadian yang matang mempunyai kesadaran yang cukup luas tentang diri sendiri dan orang lain. Ada perasaan kasi sayang yang sehat dan segar terhadap orang lain. Impuls-impuls disalam dirinnya kuat tetapi cukup bervariasi. Kecenderungan-kecenderungan seksna cukup sehat. Ia memiliki kesadaran akan kelakuan diri sendiri, tetapi juga besedia untuk tunduk pada kekasaan orang lain sesuai ketentuan yang ada. Ada ambisi dan minat estheris memiliki cukup perhatian terhadap orang tua dan emosi-emosi yang bersifat religius. Ia mengggap bahwa kesejahteraan orang-orang lain dipandang identik dan memiliki nilai yang sama dengan dirinya sendiri. Ia sungguh-sungguh berpartisipasi didalam kehidupan ini.
4.        Individu ini berkebribadian matang cukup mampu menjalani relasi yang hangat dengan orang lain ada dua kehangatan yang menandai peyesuian diri dari pribadi yang matang:
Pertama
Individu berkebribadian matang senatiasa berusaha memuaskan atau mengembangkan dirinya sendiri, dan mampu menjalani hubungan intim atau kemesraan dengan didasari oleh cinta kasih, baik kepada keluarga sendiri maupun sahabatnya. Ia dapat menjalini keakraban yang mendalam dengan orang lain.
Kedua
Ia cendrung menghindari bermacam-macam desas-desus dan yang menyesakkan diri sendiri. Ia tidak mau terlampau banyak melibatkan diri didalam urusan orang lain. Meskipun orang itu adalah keluarganya sendiri. Ia cukup memiliki kebebasan, sehingga ia dapat senantiasa menaruh respek dan dapat mengadakan apresiasi kepada orang lain. Kehangatan semacam ini didebut pula sebagai balas kasih. Hal tersebut mengakibatkan ia senantiasa berusaha agar ia tidak menjadi beban atau tidak menggangu orang lain.
5.        Kepribadian yang matang memiliki kesadaran terhadap keamanan dan keselamatan dieinya yang tidak mutlak dan kaku. Karna ia menyadari bahwa tidak ada seorang manusiapun yang bisa menhendalikan waktu, pasang surut, kematian dan bencana. Ia memliki keberanian untuk menanggu segala resiko dan kemungkinan-kemungkinan kegagalan didalam hidupnya.
6.        Individu berkepribadian matang Senantias berlandaskan pertimbangan untuk menghormati orang lain, saat ia mengekspersikan perasaan dan penilaian terhadap pihak lain. Sehingga ia tidak merasa terancam, baik perasaan sendiri maupun orang lain.
7.         Kepribadian matang bukan individu yang binal, ia tidaklah terlampau absout dan berlebih-lebian, serta tidak memiliki kecenderungan-kecnderungan yang tertekan
8.        Pribadian yang mateng dapat menerima tanggung jawab tugas dan kewajiban yang diberikan kepadanya. Ia cendrung bertindak akurat, teliti, efisien dan penuh percaya diri.
9.        Individu berkebribadian matang dapat mempergunakan waktunya secara baik. Ia mapu menghadapi segala hambatan, tetapi pada saat tertentu juga ada sikap pasra diri pada keadaan yang memang tidak bisa dihindarinya. Ia senantiasa, serius, berjiwa besar dan bersuka cita. Perasaan memang senantias berubah-ubah tetapi ia optimis. Terkadang pula ia mengalami depresi. Meskipun demikian ia memilii kemampuan untuk belajar hidup dengan mengendalikan emosi-emosi  sedemikian rupa.
10.    Pribadi yang matang memandang diri sendiri sebagai obyek netral, karena ia memiliki obyektivitasi diri. Serta memahami akan hakekat dirinya sebagai manusia. 

Schultz,Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan Model-Model Kepribadian Sehat.Yogyakarta:Kanisius.

Perkembangan kepribadian menurut rogers
Carl Rogers adalah seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan terapi klinis yang berpusat pada klien (client centered). Rogers kemudian menyusun teorinya dengan pengalamannya sebagai terapis selama bertahun-tahun. Teori Rogers mirip dengan pendekatan Freud, namun pada hakikatnya Rogers berbeda dengan Freud karena Rogers menganggap bahwa manusia pada dasarnya baik atau sehat. Dengan kata lain, Rogers memandang kesehatan mental sebagai proses perkembangan hidup alamiah, sementara penyakit jiwa, kejahatan, dan persoalan kemanusiaan lain dipandang sebagai penyimpangan dari kecenderungan alamiah.
Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide-ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam pengalamanpengalaman terapeutiknya

Perkembangan Kepribadian
Konsep diri (self concept) menurut Rogers adalah bagian sadar dari ruang fenomenal yang disadari dan disimbolisasikan, dimana “aku“ merupakan pusat referensi setiap pengalaman. Konsep diri merupakan bagian inti dari pengalaman individu yang secara perlahan dibedakan dan disimbolisasikan sebagai bayangan tentang diri yang mengatakan “apa dan siapa aku sebenarnya“ dan “apa yang sebenarnya harus saya perbuat“. Jadi, self concept adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku.
Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi yaitu:
1. Incongruence Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin.
2. Congruence
Congruence berarti situasi dimana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.

Menurut Rogers, para orang tua akan memacu adanya incongruence ini ketika mereka memberikan kasih sayang yang kondisional kepada anak-anaknya. Orang tua akan menerima
anaknya hanya jika anak tersebut berperilaku sebagaimana mestinya, anak tersebut akan mencegah perbuatan yang dipandang tidak bisa diterima. Disisi lain, jika orang tua menunjukkan kasih sayang yang tidak kondisional, maka si anak akan bisa mengembangkan congruence-nya. Remaja yang orang tuanya memberikan rasa kasih sayang kondisional akan
meneruskan kebiasaan ini dalam masa remajanya untuk mengubah perbuatan agar dia bisa diterima di lingkungan. Dampak dari incongruence adalah Rogers berfikir bahwa manusia akan merasa gelisah ketika konsep diri mereka terancam. Untuk melindungi diri mereka dari kegelisahan tersebut, manusia akan mengubah perbuatannya sehingga mereka mampu berpegang pada konsep diri mereka. Manusia dengan tingkat incongruence yang lebih tinggi akan merasa sangat gelisah karena realitas selalu mengancam konsep diri mereka secara terus menerus. Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Perkembangan diri dipengaruhi oleh cinta yang diterima saat kecil dari seorang ibu. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).
• Jika individu menerima cinta tanpa syarat, maka ia akan mengembangkan penghargaan positif bagi dirinya (unconditional positive regard) dimana anak akan dapat mengembangkan potensinya untuk dapat berfungsi sepenuhnya.
• Jika tidak terpenuhi, maka anak akan mengembangkan penghargaan positif bersyarat (conditional positive regard). Dimana ia akan mencela diri, menghindari tingkah laku yang
dicela, merasa bersalah dan tidak berharga.

sumber:
Schultz,Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan Model-Model Kepribadian Sehat.Yogyakarta:Kanisius
  
maslow Kepribadian Yang Sehat  Hieraki kebutuhan manusia (aktulisasi diri)



Maslow menyelidiki individu ini dengan menggunakan bermacam-macam tehnik-interview, asosiasi bebas, dan protective technique dengan orang-orang yang masih hidup, analisis bahan biografi dan oto biografi dengan orang-orang yang sudah mati dan menyimpulkan bahwa semua manusia dilahirkan dengan kebutuhan instinktif. Kebutuhan universal ini mendorong kita untuk bertumbuh dan berkembang, untuk mengaktualisasikan diri kita, untuk menjadi semuanya sejauh kemampuan kita. Potensi untuk pertumbuhan dan kesehatan psikologis ada sejak lahir. Apakah potensi kita dipenuhi atau diaktualisasikan tergantung pada kekuatan individu dan sosial yang memajukan atau menghambat aktualisasi diri.

Dalam pandangan Maslow, semua manusia memiliki perjuangan atau kecendrungan yang dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasikan diri. akan tetapi ada lebih banyak hal yang terkandung dalam teorinya tentang dorongan manusia.

Dalam pandangan humanistika ini, manusia memiliki potensi lebih banyak dari pada apa yang mereka capai. Maslow berpendapat bahwa jika kita dapat melepaskan potensi itu, maka kita semua dapat mencapai keadaan eksistensi yang ideal yang ditemukannya dalam orang-orangnya yang mengaktualisasikan-diri.



Erich From -ciri-ciri kepribadian sehat


Kepribadian sehat menurut pendapat Erich Fromm 
      Teori Erich fromm adalah teori yang menggunakan pendekatan sosial psikologis dimana pemusatan perhatianya pada penguraian cara-cara dimana struktur dan dinamika masyarakat tertentu telah membentuk para anggotanya sehingga karakter tiap anggota tersebut sesuai dengan hasil yang ada pada masyarakat.

Kepribadian yg sehat menurut fromm
Kepribadian sehat menurut Eric from adalah penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuahn batin dan tuntutan dari luar dan seseorang menerapkan kerakter sosial untuk memenuhi harapan masyarakat kepribadian sehat juga adanya keinginan untuk mencintai dan di cinta

Ciri – ciri kepribadian sehat
- Cinta yang produktif
Cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang perhatian, tanggung jawab, respek dan pengetahuan. Mencintai orang-orang lain berarti memperhatikan (dalam pengertian memelihara mereka), sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan mereka, dan membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka.
- Pikiran yang produktif
Pikiran yang produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya. Fromm percaya bahwa semua penemuan dan wawasan yang hebat melibatkan pikiran objektif, dimana pemikir-pemikir didorong oleh ketelitian, dan perhatian untuk menilai secara objektif seluruh masalah.
- Kebahagiaan
Kebahagiaan merupakan prestasi kita yang paling hebat.
-  Suara hati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar