Teori 'pribadian sehat'
Karakteristik Kepribadian
yang Sehat
a. Memiliki kebutuhan yang terus
menerus dan bervariasi serta menyukai tantangan-tatangan baru.
b. Tidak menyukai hal-hal yang rutin
dan mencari pengalaman-pengalaman baru.
c. Mengambil risiko, berspekulasidan
menyelidiki hal-hal baru.
d. Aktivitas yang menghasilkan
ketegangan.
e. tantangan dan pengalaman baru
manusia dapat bertumbuh dan berkembang.
f. Pribadi sehat berfungsi secara sadar
dan menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing dan dapat mengontrol
kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
g. Pribadi yang matang tidak dikontrol
oleh traumadan konflik mas kanak-kanak.
h. Kebahagiaanbukan suatu tujuan hidup
melainkan hasil dari keberhasilan integrasi kepribadian dalam mengejar
inspirasi dan tujuan hidupnya.
i.
Kepribadian
yang sehat “prinsip penguasaan dan kemampuan” Principle of mastery and competency.
j.
Proprium “Self” = Setiap pribadu memiliki keunikan masing-masing
kepribadian yang
mateng menurut allport
Allport tidak percaya bahwa orang-orang yang
matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar-
kekuatan-kekuatan yang tidak dapat dilihat dan dipengaruhi. Ia percaya bahwa
kekuatan-kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh-pengaruh yang penting pada
tingkah laku orang dewasa yang neuritis. Orang-orang yang neuritis terikat atau
terjalin erat pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak
Allport mengemukakan perbedaan antara suara
hati yang matang dengan suara hati tidak matang. Yang tidak matang, suara
hatinya seperti pada kanak-kanak: patuh dan membudak, penuh larangan dan
batasan, bercirikan perasaan "harus". Orang yang tidak matang
berkata, "Saya harus bertingkah laku begini." Sebaliknya, orang yang
matang berkata, "Saya sebaiknya bertingkah laku begini." Suara hati
yang matang adalah perasaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri sendiri
dan orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama atau etis
Ciri-cirinya adalah:
1.
Kepribadian yang mateng cendrung memilii
kemampuan menerima diri sensiri dengan segala kekurangan dan kelebihan. Mampu
menerima diri sendiri memiliki kemampuan untuk menghindari dorongan-dorongan
kecil yang segmental yaitu yang berdiri sendiri-sendiri sebagai segmen yang
terlepas, yang bersifat dapat disintegratif.
2.
Individu berkepribadian matang memiliki
emosi yang stabil. Ia cukup bersikap tenang. Tetapi kebalikkannya adalah
individu yang kepribadiannya kurang matang. Ia senag sentiasa mengalami
ledak-ledakkan emosi dan nafsu-nafsu. Individu yang kurang matang terkadang
juga menampakkan ledakan-ledakkan obsesif, bermabuk-mabukkan; dan perangainya
kasar. Ada kecenderungan semakin kurang matang seseorang akan semakin bersifat
kekanak-kanakan dan tidak mempunyai perkembangan yang normal, kepribadian ini
senantiasa dikendalikan oleh pengalaman-pengalaman emosionil yang
terpisah-pisah, yang mengganggu ketenangan jiwanya.
3.
Pribadian yang matang mempunyai
kesadaran yang cukup luas tentang diri sendiri dan orang lain. Ada perasaan
kasi sayang yang sehat dan segar terhadap orang lain. Impuls-impuls disalam
dirinnya kuat tetapi cukup bervariasi. Kecenderungan-kecenderungan seksna cukup
sehat. Ia memiliki kesadaran akan kelakuan diri sendiri, tetapi juga besedia
untuk tunduk pada kekasaan orang lain sesuai ketentuan yang ada. Ada ambisi dan
minat estheris memiliki cukup perhatian terhadap orang tua dan emosi-emosi yang
bersifat religius. Ia mengggap bahwa kesejahteraan orang-orang lain dipandang
identik dan memiliki nilai yang sama dengan dirinya sendiri. Ia sungguh-sungguh
berpartisipasi didalam kehidupan ini.
4.
Individu ini berkebribadian matang cukup
mampu menjalani relasi yang hangat dengan orang lain ada dua kehangatan yang
menandai peyesuian diri dari pribadi yang matang:
Pertama
Individu berkebribadian
matang senatiasa berusaha memuaskan atau mengembangkan dirinya sendiri, dan
mampu menjalani hubungan intim atau kemesraan dengan didasari oleh cinta kasih,
baik kepada keluarga sendiri maupun sahabatnya. Ia dapat menjalini keakraban
yang mendalam dengan orang lain.
Kedua
Ia
cendrung menghindari bermacam-macam desas-desus dan yang menyesakkan diri
sendiri. Ia tidak mau terlampau banyak melibatkan diri didalam urusan orang
lain. Meskipun orang itu adalah keluarganya sendiri. Ia cukup memiliki
kebebasan, sehingga ia dapat senantiasa menaruh respek dan dapat mengadakan
apresiasi kepada orang lain. Kehangatan semacam ini didebut pula sebagai balas
kasih. Hal tersebut mengakibatkan ia senantiasa berusaha agar ia tidak menjadi
beban atau tidak menggangu orang lain.
5.
Kepribadian yang matang memiliki
kesadaran terhadap keamanan dan keselamatan dieinya yang tidak mutlak dan kaku.
Karna ia menyadari bahwa tidak ada seorang manusiapun yang bisa menhendalikan
waktu, pasang surut, kematian dan bencana. Ia memliki keberanian untuk menanggu
segala resiko dan kemungkinan-kemungkinan kegagalan didalam hidupnya.
6.
Individu berkepribadian matang Senantias
berlandaskan pertimbangan untuk menghormati orang lain, saat ia mengekspersikan
perasaan dan penilaian terhadap pihak lain. Sehingga ia tidak merasa terancam,
baik perasaan sendiri maupun orang lain.
7.
Kepribadian matang bukan individu yang binal,
ia tidaklah terlampau absout dan berlebih-lebian, serta tidak memiliki
kecenderungan-kecnderungan yang tertekan
8.
Pribadian yang mateng dapat menerima
tanggung jawab tugas dan kewajiban yang diberikan kepadanya. Ia cendrung
bertindak akurat, teliti, efisien dan penuh percaya diri.
9.
Individu berkebribadian matang dapat
mempergunakan waktunya secara baik. Ia mapu menghadapi segala hambatan, tetapi
pada saat tertentu juga ada sikap pasra diri pada keadaan yang memang tidak
bisa dihindarinya. Ia senantiasa, serius, berjiwa besar dan bersuka cita.
Perasaan memang senantias berubah-ubah tetapi ia optimis. Terkadang pula ia
mengalami depresi. Meskipun demikian ia memilii kemampuan untuk belajar hidup
dengan mengendalikan emosi-emosi
sedemikian rupa.
10.
Pribadi yang matang memandang diri
sendiri sebagai obyek netral, karena ia memiliki obyektivitasi diri. Serta
memahami akan hakekat dirinya sebagai manusia.
Schultz,Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan Model-Model Kepribadian Sehat.Yogyakarta:Kanisius.
Schultz,Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan Model-Model Kepribadian Sehat.Yogyakarta:Kanisius.
Perkembangan kepribadian menurut
rogers
Carl Rogers adalah seorang psikolog yang
terkenal dengan pendekatan terapi klinis yang berpusat pada klien (client
centered). Rogers kemudian menyusun teorinya dengan pengalamannya sebagai
terapis selama bertahun-tahun. Teori Rogers mirip dengan pendekatan Freud,
namun pada hakikatnya Rogers berbeda dengan Freud karena Rogers menganggap
bahwa manusia pada dasarnya baik atau sehat. Dengan kata lain, Rogers memandang
kesehatan mental sebagai proses perkembangan hidup alamiah, sementara penyakit
jiwa, kejahatan, dan persoalan kemanusiaan lain dipandang sebagai penyimpangan
dari kecenderungan alamiah.
Rogers
terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran
fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide-ide dan konsep
teorinya banyak didapatkan dalam pengalamanpengalaman terapeutiknya
Perkembangan
Kepribadian
Konsep diri (self concept) menurut Rogers adalah
bagian sadar dari ruang fenomenal yang disadari dan disimbolisasikan, dimana
“aku“ merupakan pusat referensi setiap pengalaman. Konsep diri merupakan bagian
inti dari pengalaman individu yang secara perlahan dibedakan dan disimbolisasikan
sebagai bayangan tentang diri yang mengatakan “apa dan siapa aku sebenarnya“
dan “apa yang sebenarnya harus saya perbuat“. Jadi, self concept adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai
pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku.
Konsep diri ini
terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk
menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers
mengenalkan 2 konsep lagi yaitu:
1. Incongruence Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman
aktual disertai pertentangan dan
kekacauan batin.
2. Congruence
Congruence berarti
situasi dimana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep
diri yang utuh, integral, dan sejati.
Menurut Rogers,
para orang tua akan memacu adanya incongruence
ini ketika mereka memberikan kasih sayang yang kondisional kepada
anak-anaknya. Orang tua akan menerima
anaknya hanya
jika anak tersebut berperilaku sebagaimana mestinya, anak tersebut akan
mencegah perbuatan yang dipandang tidak bisa diterima. Disisi lain, jika orang
tua menunjukkan kasih sayang yang tidak kondisional, maka si anak akan bisa
mengembangkan congruence-nya.
Remaja yang orang tuanya memberikan rasa kasih sayang kondisional akan
meneruskan
kebiasaan ini dalam masa remajanya untuk mengubah perbuatan agar dia bisa
diterima di lingkungan. Dampak dari incongruence
adalah Rogers berfikir bahwa manusia akan merasa gelisah ketika konsep
diri mereka terancam. Untuk melindungi diri mereka dari kegelisahan tersebut,
manusia akan mengubah perbuatannya sehingga mereka mampu berpegang pada konsep
diri mereka. Manusia dengan tingkat incongruence
yang lebih tinggi akan merasa sangat gelisah karena realitas selalu mengancam
konsep diri mereka secara terus menerus. Setiap manusia memiliki kebutuhan
dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari
orang lain. Perkembangan diri dipengaruhi oleh cinta yang diterima saat kecil
dari seorang ibu. Kebutuhan ini disebut need
for positive regard,
yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional
positive regard (bersyarat) dan unconditional
positive regard (tak bersyarat).
• Jika individu
menerima cinta tanpa syarat, maka ia akan mengembangkan penghargaan positif
bagi dirinya (unconditional positive
regard) dimana anak akan dapat mengembangkan potensinya untuk dapat
berfungsi sepenuhnya.
• Jika tidak
terpenuhi, maka anak akan mengembangkan penghargaan positif bersyarat (conditional positive regard). Dimana
ia akan mencela diri, menghindari tingkah laku yang
dicela, merasa
bersalah dan tidak berharga.
sumber:
Schultz,Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan Model-Model Kepribadian Sehat.Yogyakarta:Kanisius
sumber:
Schultz,Duane.1991.Psikologi Pertumbuhan Model-Model Kepribadian Sehat.Yogyakarta:Kanisius
maslow Kepribadian
Yang Sehat Hieraki kebutuhan manusia (aktulisasi diri)
Maslow menyelidiki individu
ini dengan menggunakan bermacam-macam tehnik-interview, asosiasi bebas, dan
protective technique dengan orang-orang yang masih hidup, analisis bahan
biografi dan oto biografi dengan orang-orang yang sudah mati dan menyimpulkan
bahwa semua manusia dilahirkan dengan kebutuhan instinktif. Kebutuhan universal
ini mendorong kita untuk bertumbuh dan berkembang, untuk mengaktualisasikan
diri kita, untuk menjadi semuanya sejauh kemampuan kita. Potensi untuk
pertumbuhan dan kesehatan psikologis ada sejak lahir. Apakah potensi kita
dipenuhi atau diaktualisasikan tergantung pada kekuatan individu dan sosial
yang memajukan atau menghambat aktualisasi diri.
Dalam pandangan Maslow,
semua manusia memiliki perjuangan atau kecendrungan yang dibawa sejak lahir
untuk mengaktualisasikan diri. akan tetapi ada lebih banyak hal yang terkandung
dalam teorinya tentang dorongan manusia.
Dalam pandangan humanistika
ini, manusia memiliki potensi lebih banyak dari pada apa yang mereka capai.
Maslow berpendapat bahwa jika kita dapat melepaskan potensi itu, maka kita
semua dapat mencapai keadaan eksistensi yang ideal yang ditemukannya dalam
orang-orangnya yang mengaktualisasikan-diri.
Erich From -ciri-ciri kepribadian
sehat
Kepribadian
sehat menurut pendapat Erich Fromm
Teori Erich fromm adalah teori yang menggunakan pendekatan sosial
psikologis dimana pemusatan perhatianya pada penguraian cara-cara dimana
struktur dan dinamika masyarakat tertentu telah membentuk para anggotanya
sehingga karakter tiap anggota tersebut sesuai dengan hasil yang ada pada
masyarakat.
Kepribadian
yg sehat menurut fromm
Kepribadian
sehat menurut Eric from adalah penyesuaian diri seseorang dalam masyarakat merupakan
kompromi antara kebutuhan-kebutuahn batin dan tuntutan dari luar dan seseorang
menerapkan kerakter sosial untuk memenuhi harapan masyarakat kepribadian sehat
juga adanya keinginan untuk mencintai dan di cinta
Ciri – ciri
kepribadian sehat
- Cinta yang produktif
Cinta yang
produktif menyangkut empat sifat yang menantang perhatian, tanggung jawab,
respek dan pengetahuan. Mencintai orang-orang lain berarti memperhatikan (dalam
pengertian memelihara mereka), sungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan
mereka, dan membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka.
- Pikiran yang produktif
Pikiran yang
produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir
produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir
yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya. Fromm percaya bahwa
semua penemuan dan wawasan yang hebat melibatkan pikiran objektif, dimana
pemikir-pemikir didorong oleh ketelitian, dan perhatian untuk menilai secara
objektif seluruh masalah.
- Kebahagiaan
Kebahagiaan
merupakan prestasi kita yang paling hebat.
- Suara hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar